Libatkan Petani Milenial, Mentan Targetkan Klaster Pertanian Modern 1,3 Juta Hektar

Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo berencana membangun klaster pertanian modern seluas 1,3 juta hektar sebagai langkah untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian nasional. Program ini secara khusus akan melibatkan petani milenial sebagai ujung tombaknya, dengan harapan membawa pendekatan baru dalam inovasi dan teknologi pertanian.

Dalam konferensi pers yang digelar pada Senin (26/11), Mentan menjelaskan bahwa klaster pertanian modern ini akan memanfaatkan teknologi terkini, seperti mekanisasi, sistem irigasi digital, dan pemanfaatan big data untuk pengelolaan lahan. Proyek ini juga akan fokus pada komoditas strategis seperti padi, jagung, kedelai, dan hortikultura.

“Pertanian modern adalah masa depan. Kita butuh generasi muda untuk menggerakkan transformasi ini. Melalui program klaster ini, kami ingin menciptakan ekosistem pertanian yang produktif, efisien, dan berkelanjutan,” ujar Syahrul Yasin Limpo.

Petani Milenial sebagai Agen Perubahan

Mentan mengungkapkan bahwa petani milenial dipilih sebagai bagian dari strategi regenerasi tenaga kerja di sektor pertanian. Berdasarkan data Kementerian Pertanian, usia rata-rata petani di Indonesia saat ini berada di kisaran 50 tahun, sehingga penting untuk melibatkan generasi muda untuk menjaga keberlanjutan sektor ini.

Untuk mendukung program ini, pemerintah akan memberikan pelatihan kepada ribuan petani milenial terkait penggunaan teknologi modern, manajemen agribisnis, hingga akses pasar digital. Selain itu, akses pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian juga akan diperluas untuk memudahkan petani milenial mendapatkan modal usaha.

“Petani milenial tidak hanya menanam, tetapi juga mengelola hasil panennya dengan teknologi. Mereka akan menjadi petani sekaligus entrepreneur,” tambahnya.

Target Produksi dan Pengentasan Kemiskinan

Proyek klaster pertanian modern ini diharapkan dapat meningkatkan produksi pangan nasional sebesar 20% dalam lima tahun ke depan. Selain itu, program ini juga ditargetkan mampu menyerap tenaga kerja dan mengurangi kemiskinan di pedesaan.

Beberapa daerah yang menjadi fokus pembangunan klaster ini antara lain Sumatera Selatan, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Barat. Setiap daerah akan dilengkapi dengan infrastruktur pendukung seperti gudang modern, pusat distribusi, dan laboratorium penelitian untuk memastikan hasil yang optimal.

Respons Positif dari Generasi Muda

Program ini disambut baik oleh sejumlah petani muda yang selama ini telah aktif menggunakan teknologi dalam kegiatan pertanian. Ahmad Rizky, salah satu petani milenial dari Jawa Tengah, mengaku optimis dengan program Mentan ini.

“Dengan teknologi, hasil pertanian saya meningkat hampir dua kali lipat. Kalau pemerintah serius membangun klaster modern, kami pasti siap mendukung,” kata Ahmad.

Melalui program ini, pemerintah berharap sektor pertanian tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian nasional, tetapi juga menjadi bidang yang diminati oleh generasi muda. Klaster pertanian modern seluas 1,3 juta hektar ini diharapkan menjadi model pertanian masa depan yang mampu menjawab tantangan global dan lokal.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *